Tugas Geologi Indonesia
PETA
TEKTONIK PULAU
JAWA
Oleh
Kelompok
3
AGUNG PRASETYA
VERAWATI PUCE
LISTIANI ESTER H. UTOMO
JIBRAN TANAIYO
SALMIA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015
·
KERANGKA
TEKTONIK PULAU JAWA
Fisiografi dan konfigurasi tektonik
Kepulauan Indonesia masa kini yang komplek merupakan hasil interaksi sejak
Neogen tiga lempeng litosfer utama: Lempeng Laut Filipina (Philippine Sea
plate) yang bergerak (10 cm/th) kearah NNW; Lempeng Indo-Australia (Indo-Australian
plate) yang bergerak (8 cm/th) ke arah NNE, dan Lempeng Erasia (Eurasian
plate) yang stasioner, bergerak jauh lebih lambat ke arah SE (4 cm/th) (Gambar
1). Berdasarkan karakteristik geologi dan geofisika, Simandjuntak &
Barber (1996) membagi wilayah Kepulauan Indonesia menjadi 5 wilayah: (1)
Wilayah tenggara Lempeng Erasia yang membentuk wilayah craton
kontinental Daratan Sunda (Sundaland) yang meliputi Sumatra, Jawa Barat,
dan Kalimantan Barat; (2) Wilayah lempeng samudera Laut Filipina di timurlaut;
(3) Wilayah craton benua Australia, ke utara meliputi Irian Jaya dan
Paparan Arafura dan Sahul; (4) Wilayah Lempeng Samudera Hindia; dan (5) Wilayah
zona transisi yang menandai zona interaksi lempeng masa kini dengan seismisitas
yang aktif dan volkanisme mulai dari bagian barat Sumatra, Jawa, Kepulauan Nusa
Tenggara dan Banda, Utara Irian melalui Sulawesi dan Maluku, ke arah utara ke
Kepulauan Filipina. Di zona ini subduksi lempeng tetap aktif serta dicirikan
oleh lempeng-lempeng mikrokontinen yang membentuk zona-zona tumbukan.
Interaksi lempeng-lempeng yang
membentuk Kepulauan Indonesia menghasilkan berbagai tipe jalur orogen (orogenic
belts). Simandjuntak & Barber (1996) mengenali enam tipe jalur orogen (Gambar
2):
Gambar 1: Kerangka tektonik wilayah Kepulauan Indonesia (Simandjuntak
& Barber, 1996).
Gambar 2: Tipe-tipe jalur orogen Neogen Indonesia (Simandjuntak &
Barber, 1996).
- Orogen Sunda (Sunda Orogeny)
di Jawa dan Nusa Tenggara: melibatkan subduksi lempeng samudera dengan
arah tegaklurus, menghasilkan jalur orogen tipe Andean beserta
palung, komplek akresi, cekungan depan-busur (forearc basin), busur
magmatik dimana gunungapi tumbuh di tepi kontinen Sundaland.
- Orogen Barisan (Barisan
Orogeny) di Sumatra: dengan arah konvergen miring (oblique
convergence) sehingga menghasilkan sistem sesar mendatar Sumatra pada
busur magmatiknya, dan sepanjang sesar ini pula suatu segmen kerak kontinen
bergerak ke arah utara di sepanjang bagian barat Sundaland.
- Orogen Talaud (Talaud
Orogeny) di bagian utara Laut Maluku: konvergensi busur magmatik oceanic
Sangihe dan Halmahera dengan Lempeng Laut Maluku.
- Orogen Sulawesi (Sulawesi
Orogeny) di Sulawesi timur: tumbukan blok-blok mikrokontinen dengan
sistem subduksi di sepanjang tepi timur Sundaland.
- Orogen Banda (Banda Orogeny)
di Kepulauan Banda, di wilayah antara Pulau Sumba dan Tanimbar:
tumbukan antara tepi utara kontinen Australia dengan sistem subduksi di
sepanjang bagian selatan Busur Banda.
- Orogen Melanesia (Melanesian
Orogeny) di Pulau Papua: suatu tahapan lebih lanjut tumbukan tepi
utara kontinen Australia dengan busur magmatik pada Lempeng Laut Filipina
yang dimulai pada Miosen Awal.
Aktifitas orogen di sebagian besar
jalur-jalur orogen ini dimulai pada kala Miosen Tengah dan proses orogenik
masih tetap berlangsung sampai sekarang.
Pembagian Kepulauan Indonesia
menjadi 6 tipe jalur orogen di atas menunjukkan Pulau Jawa merupakan pulau
utama yang penting di Indonesia bagian barat disamping Pulau Sumatra dan
Kalimantan. Memahami perkembangan tektonik Pulau Jawa berarti mengetahui bagian
utama dari tektonik Indonesia bagian barat. Tataan tektonik Pulau Jawa
menunjukkan ciri khas produk interaksi konvergen antara lempeng samudera
dan lempeng benua. Lempeng samuderanya adalah lempeng Indo-Australia yang
bergerak ke utara dan menunjam di bawah lempeng benuanya yakni lempeng Eurasia
yang relatif stabil dan disini diwakili oleh paparan Sunda. Pertemuan
lempeng ini menghasilkan busur volkanik busur (volcanic arc) dan
jalur penunjaman (subduction zone), atau palung (trench),
dan telah berlangsung sejak zaman akhir Kapur – Paleosen (100-52 juta tahun).
Pulau Jawa
seperti yang tampak sekarang mencerminkan kondisi geologi masa kini dan geologi
Neogen (Gambar
3), meskipun demikian jejak kondisi geologi yang lebih
tua masih dapat ditelusuri berdasarkan singkapan-singkapan batuan Pra-Tersier
dan Paleogen ditempat-tempat tertentu di Pulau Jawa seperti di Ciletuh (Jawa
Barat), Karangsambung, Bayat, dan Nanggulan (Jawa Tengah). Singkapan batuan
Pra-Tersier, seperti yang ditunjukkan oleh singkapan batuan kompleks melange
(batuan bancuh atau campur aduk) Luk Ulo-Karangsambung dan kompleks batuan
metamorf Bayat dan berlanjut ke arah Pegunungan Meratus di ujung tenggara Kalimantan,
merupakan bagian dari lajur konvergensi lempeng berumur Kapur Akhir-Paleosen
(Asikin, 1974; Hamilton, 1979; Suparka, 1988; Parkinson et al., 1998) (Gambar
4). Sementara itu terdapatnya jalur magmatik Oligo-Miosen (atau OAF= Old
Andesite Formation, Van Bemmlen, 1949) berarah T-B di sepanjang bagian
selatan Pulau Jawa menunjukkan adanya sistem subduksi lempeng Tersier yang
lebih muda (Soeria-Atmadja et al., 1994) (Gambar 5). Dari sini
dapat disimpulkan bahwa selama Paleogen, yakni sejak Paleosen sampai Oligosen,
terjadi evolusi geologi yang cukup signifikan, terutama di wilayah Jawa
Tengah-Jawa Timur, ditandai dengan berubahnya arah lajur subduksi yang pada
zaman Kapur Akhir-Paleosen berarah TL-BD menjadi T-B pada zaman Tersier (Gambar
6).
·
STRUKTUR
REGIONAL PULAU JAWA
Jalur penunjaman Kapur-Paleosen
yang ditunjukkan oleh singkapan batuan Komplek Melange Luk
Ulo-Karangsambung (Asikin, 1974; Hamilton, 1979; Suparka, 1988; Parkinson et
al., 1998) mempunyai arah umum struktur TL-BD yang mengarah ke arah Pegunungan
Meratus di ujung tenggara Kalimantan. Pulunggono dan
Martodjojo (1994) mengenali tiga arah struktur utama di Pulau Jawa: Arah
timurlaut-baratdaya atau Pola Meratus, arah utara-selatan atau Pola
Sunda, dan arah timur-barat atau Pola Jawa (Gambar 7). Disamping tiga arah struktur utama
ini, masih terdapat satu arah struktur utama lagi, yakni arah
baratlaut-tenggara yang disebut Pola Sumatra (Satyana, 2007). Pola
Meratus dominan di kawasan lepas pantai utara, ditunjukkan oleh
tinggian-tinggian Karimunjawa, Bawean, Masalembo dan Pulau Laut (Guntoro,
1996). Di Pulau Jawa arah ini terutama ditunjukkan oleh pola struktur
batuan Pra-Tersier di daerah Luk Ulo, Kebumen Jawa Tengah. Pola Sunda
yang berarah utara-selatan umum terdapat di lepas pantai utara Jawa Barat dan
di daratan di bagian barat wilayah Jawa Barat. Arah ini tidak nampak di bagian
timur pola Meratus. Pola Jawa yang berarah timur-barat merupakan pola yang
mendominasi daratan Pulau Jawa, baik struktur sesar maupun struktur lipatannya.
Di Jawa Barat pola ini diwakili oleh Sesar Baribis, serta sesar sungkup dan
lipatan di dalam Zona Bogor. Di Jawa Tengah sesar sungkup dan lipatan di
Zona Serayu Utara dan Serayu Selatan mempunyai arah hampir barat-timur. Di Jawa
Timur pola ini ditunjukkan oleh sesar-sesar sungkup dan lipatan di Zona
Kendeng. Struktur Arah Sumatra terutama terdapat di wilayah Jawa Barat dan di
Jawa Tengah bagian timur struktur ini sudah tidak nampak lagi. Struktur arah
barat-timur atau Arah Jawa, di cekungan Jawa Timur ternyata ada yang lebih tua
dari Miosen Awal, dan disebut Arah Sakala (Sribudiyani et al., 2003). Struktur
Arah Sakala yang utama adalah zona sesar RMKS (Rembang-Madura-Kangean-Sakala)
dan merupakan struktur yang menginversi cekungan berisi Formasi Pra-Ngimbang yang
berumur Paleosen sampai Eosen Awal sebagai endapan tertua. Sebagian besar
batuan tertua di Jawa, yakni yang berumur Pra-Tersier sampai Paleogen dan
dianggap sebagai batuandasar Pulau Jawa, tersingkap di wilayah Jawa.
Gambar 3: Kerangka
tektonik Pulau Jawa (modifikasi dari Baumann, 1982; dan
Simandjuntak dan Barber 1996).
Gambar 4: Elemen-elemen tektonik di wilayah tepi tenggara Daratan
Sunda (Sundaland) (Hamilton, 1979).
Gambar 5: Jalur magmatik Tersier Pulau Jawa (Soeria-Atmadja et al.,
1994).
Gambar 6: Jalur subduksi Kapur sampai masa kini di Pulau Jawa (Katili
1975, dalam Sujanto et al., 1977).
Gambar 7: Pola struktur Pulau Jawa (Martodjojo & Pulunggono,
1994) (RMKS = Rembang-Madura-Kangean-Sakala)
Referensi
1.
Hendrik
Boby Hertanto. (Oktober 10 2012). Tektonik
dan Sedimentasi Pulau Jawa (Paleogen-Neogen). Diperoleh 0ktober 15 2015,
dari http://geoenviron.blogspot.co.id/2012/10/tektonik-dan-sedimentasi-pulau-jawa.html
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusThe Harrah's Cherokee Casino & 순천 출장샵 Hotel locations, rates, amenities: 양산 출장마사지 expert Cherokee research, 삼척 출장마사지 only 여수 출장안마 at 익산 출장안마 Hotel and Travel Index. Realtime driving directions to Harrah's Cherokee Casino & Hotel,